Selasa, 03 April 2012

Penalaran Induktif

Penalaran Induktif

Penalaran itu logis atau masuk akal. Suatu proses berfikir manusia dalam menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada menjadi suatu simpulan.

Penalaran Induktif merupakan pernyataan bersifat khusus yang kemudian diambil kesimpulannya sehingga menjadi pernyataan yang bersifat lebih umum. Bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah meski premis-premis diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah tetapi, kesimpulan yang dibuat belum tentu benar namun kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar. Dengan data dan fakta yang ada seseorang dapat secara induktif membuat generalisasi, analogi dan menentukan hubungan kausal.

  • Generalisasi

Generalisasi merupakan satu bentuk kesimpulan secara Induktif. Yang perlu diperhatikan dalam penciptaan generalisasi ialah:

  1. apakah data dan fakta itu cukup banyak
  2. apakah data itu memang pantas menjadi model dan contoh atau sampel
  3. apakah tidak ada kekecualian

contoh:

Jika ada BBM, motor dapat berjalan

Jika ada BBM, mobil dapat berjalan

Jika ada BBM, bus dapat berjalan

Jadi jika ada BBM, semua kendaraan dapat berjalan

  • Analogi

Analogi adalah proses penyimpulan dengan membandingkan dua hal berlainan yang memiliki sifat yang sama.

contoh:

Budi adalah seorang masinis

Budi dapat mengendarai kereta api

Andre adalah seorang masinis

Oleh sebab itu, Andre dapat mengendarai kereta api

  • Kausal

Secara induktif orang pun dapat menunjukan hubungan kausal. Hubungan kausal adalah pernalaran yang diperoleh dari gejala-gejala atau data yang saling berhubungan. Misalnya, seorang anak terjatuh, akibatnya akan terluka. Dalam hubungan kausal ini ada tiga hubungan antarmasalah.

Sebab-Akibat

Sebab-akibat ini berpola A menyebabkan B. Dapat juga berpola A menyebabkan B, C, dan seterusnya. Jadi efek atau akibat dari suatu peristiwa yang dianggap penyebab kadang lebih dari satu. Sebagai contoh seorang pegawai tidak datang rapat dapat kita perkirakan bahwa pegawai tersebut mungkin datang telat, kecelakaan di jalan, atau terkena macet.

Akibat- Sebab

Akibat-sebab ini dapat kita lihat peristiwa seseorang yang terjatuh. Terjatuh merupakan akibat dan terluka merupakan sebab. Akan tetapi, dalam pernalaran jenis ini, peristiwa sebab merupakan simpulan.

Akibat-Akibat

Akibat-akibat adalah suatu pernalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada “akibat” yang lain. Contohnya sebagai berikut.

Ketika pulang bekerja, Ayah melihat air kali meluap. Ayah langsung menyimpulkan bahwa gang di rumah banjir.

Sumber :

  1. Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.
  2. Daniel Parera, Jos. 1991. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta : Erlangga