Jumat, 12 November 2010

Divisi Legal

FUNGSI :

Membantu Direktur Administrasi & Keuangan dalam mengkoordinasikan kegiatan Penanganan Hukum Perusahaan, berupa penanganan masalah hukum serta pendapat hukum yang bersifat bisnis maupun administrasi, dan keberikatan, serta melakukan pengembangan dan pengendalian standar mutu, monitoring dan evaluasi dalam pengendalian mutu produk dan pelayanan Perusahaan, termasuk Praktek Tata Kelola Perusahaan yang baik.

TUGAS POKOK :

1.Mengkoordinasikan aktifitas penanganan permasalahan hukum dalam rangka aktifitas perusahaan mencapai target yang ditetapkan.

2.Menyampaikan pertimbangan hukum (legal opinion) terhadap penyelesaian permasalahan yang timbul yang bersifat bisnis maupun administrasi & keberikatan.

4.Mewakili dan atau mendampingi Direksi dan atau pegawai dalam proses hukum dan atau penyidikan.

5. Memberikan masukan / advis dari aspek hukum kepada Direksi berkaitan dengan operasionalisasi dan pengembangan usaha perusahaan.

6. Mengkoordinasikan pengurusan izin-izin usaha perusahaan.

7. Melakukan kajian dan penilaian terhadap permasalahan & peraturan kepabeanan, perpajakan, ketenagakerjaan, penayangan film & jasa serta peraturan – peraturan yang berkait dengan aktifitas perusahaan.

8. Melakukan kajian dan persiapan bidang hukum dalam rangka pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus dan Masalah Keberikatan.

9.Melakukan penilaian dan evaluasi untuk memastikan bahwa ketentuan, prosedur dan kebijakan perusahaan sesuai dengan kaidah dan norma hukum, sistem mutu dan tatakelola perusahaan yang baik.

10.Melakukan penilaian dan evaluasi terhadap standar mutu dan pelayanan perusahaan.

11.Mengkordinasikan penyeleksian film kepada Lembaga Lulus Sensor.

12.Mengkordinasikan penayangan sponsor.

11.Menyiapkan laporan kegiatan Divisi secara benar dan tepat waktu.

BATASAN TANGGUNG JAWAB :

1. Terselenggaranya penanganan permasalahan hukum secara tepat dan efektif.

2. Terselenggaranya penyelesaian masalah pertanahan baik operasional maupun administrasi secara cepat, tepat dan efektif.

3. Tersedianya pertimbangan hukum (legal opinion) terhadap penyelesaian permasalahan yang timbul yang benar, tepat waktu, dan mutahir.

4. Terjaminnya proses hukum dan atau penyidikan terhadap Direksi dan atau pegawai secara lancar dan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.

5. Tersedianya masukan dari aspek hukum kepada Direksi berkaitan dengan operasionalisasi dan pengembangan usaha perusahaan.

6. Tersedianya izin-izin usaha perusahaan secara tepat waktu

7. Tersedianya kajian – kajian dan penilaian terhadap permasalahan & peraturan kepabeanan, perpajakan, ketenagakerjaan, pengadaan barang & jasa serta peraturan – peraturan yang berkait dengan aktifitas perusahaan secara benar, tepat waktu, dan mutahir.

8. Tersedianya kajian dan kelengkapan dalam rangka pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus dari aspek hukum secara benar, tepat waktu, dan mutahir.

9. Tersedianya rancangan perjanjian, kesepakatan dan perubahannya antara perusahaan dengan pihak ketiga yang meliputi perjanjian sewa menyewa tanah, perjanjian sewa menyewa tanah dan bangunan, perjanjian sewa menyewa pergudangan, perjanjian pemborongan, perjanjian penggunaan tanah industri, surat perjanjian kerjasama (SPK) pemborongan, dll serta turut serta dalam perundingan/negosiasi klausulklausul perjanjian.

10.Tersedianya ketentuan, prosedur dan kebijakan perusahaan yang sesuai dengan kaidah dan norma hukum.

11.Terjaminnya standar mutu dan pelayanan perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku.

12.Terlaksananya kegiatan tatakelola perusahaan yang baik

13.Terlaksananya kegiatan Product Quality Control di Perusahaan

14.Terselenggaranya kegiatan pengendalian mutu di Perusahaan.

15.Terlaksananya seluruh kegiatan Tatakelola dan GCG di Perusahaan

16.Terlaksananya revisi dan perubahan standar tatakelola perusahaan.

17.Terlaksananya kegiatan pelaksanaan RTM dan Audit Eksternal di Perusahaan.

18.Memastikan pelaksanaan Continous Improvement Sistem Manajemen Mutu perusahaan.

19.Tersedianya laporan kegiatan Divisi secara benar dan tepat waktu setiap tanggal 10 pada bulan berikutnya.

20.Terselenggaranya pembinaan kepada pegawai sesuai kewenangan dan ketentuan yang berlaku.

BATASAN WEWENANG :

1. Melakukan negosiasi dan pembahasan materi perjanjian dengan pihak eksternal (legal drafting).

2. Menyiapkan dan atau meneliti penerbitan peraturan dan kebijakan perusahaan.

3. Mengusulkan pertimbangan hukum (legal opinion).

4. Mengajukan persyaratan dan ketentuan hukum yang harus diperhatikan sebelum menerbitkan suatu peraturan, kebijakan, dan perjanjian kerja sama.

5. Melakukan koordinasi dengan instansi dan pihak-pihak terkait dalam hal pengurusan perizinan perusahaan dan atau penyelesaian permasalahan hukum.

6. Mengusulkan penghargaan dan menjatuhkan sanksi sesuai kewenangan dan ketentuan yang berlaku.

7. Menyetujui dan atau menolak hasil kegiatan Product Quality Control untuk disampaikan ke unit kerja Divisi, Sekper, SBU dan unit kerja lainnya.

8. Menyetujui dan atau menolak seluruh kegiatan Tatalaksana dan GCG di perusahaan.

9. Menyetujui revisi dan perubahan standar tatakelola perusahaan.

10.Menyetujui kegiatan pelaksanaan RTM dan Audit Eksternal di Perusahaan.

11.Memastikan dan menyetujui Continous Improvement Sistem Manajemen Mutu perusahaan.

HUBUNGAN KERJA / SUPERVISI :

1. Kepala Divisi Legal bertanggung jawab langsung kepada Direktur Administrasi & Keuangan.

2. Kepala Divisi Legal membawahi :

a. Kepala Bagian Hukum.

b. Kepala Bagian Ketatalaksanaan.


Kamis, 11 November 2010

Mobil Termahal Sejagad

Mercedes Sworovski SL600 mungkin bisa disebut sebagai salah satu dari sekian banyak mobil termahal dan termewah di jagad ini. Untuk pertama kalinya Mercedes Sworovski SL600 ini di pamerkan dalam sebuah even akbar yaitu 2010 Tokyo Auto Salon.


Dengan design body bersepuh emas dan ditambah dengan taburan 300.000 berlian diskujur bodynya, menjadinya terpilih sebagai mobil termewah dan termahal sejagad.


Mercedes Sworovski SL600


Sumber : google



Mobil Mazda Masa Depan

Nah ini mobil masa depan mazda nih..!!!!

Spoiler for Mazda TAIKI :


Tak mau kalah dengan kompetitor Jepang lainnya, Mazda turut menampilkan mobil konsep terbarunya yang dinamakan Mazda Taiki. Mobil ini merupakan kendaraan konsep keempat setelah Nagare, Ryuga dan Hakaze yang ditampilkan pertama kali di ajang Los Angeles Motor Show, Detroit Motor Show dan Geneva Motor Show 2007 pada beberapa waktu lalu.

Nama Taiki sendiri diambil dari bahasa Jepang yang artinya atmosfir. Kendaraan ini mampu mengekspresikan visualisasi dari aliran udara, dimana hal ini tercermin dari desain eksterior Taiki yang tidak memiliki banyak lekukan garis yang tegas.
Tidak hanya desain eksterior yang unik, Taiki juga ditunjang oleh mesin rotari generasi terbaru Mazda yaitu “RENESIS rotary plant 16X”, yang dapat menghasilkan performa kendaraan yang maksimal dan ramah lingkungan

Spoiler for Mazda NAGARE :


Mazda North America Operation meluncurkan Mazda Nagare Concept sebagai lanjutan dari eksplorasi disain konsep Mazda sebelumnya, Sassou, Senku dan Kabura.

Menurut global design director Mazda yang baru, Laurens van den Acker, Nagare menunjukkan disain Mazda masa depan yang bertumpu pada konsep 'Flow'. Nagare menampilkan permainan proporsi dan lekuk/tekuk permukaan, cahaya dan bayangan dan mengindikasikan disain model-model Mazda kedepan.

sumber : google

Minggu, 31 Oktober 2010

Dampak Organisasi Tanpa adanya Visi..??

Seperti kita ketahui dalam sebuah organisasi atau suatu lembaga, visi dan misi merupakan sebuah hal yang sangat penting atau menjadi kunci utama untuk menjalankan semua kegiatan dalam sebuah organisasi atau lembaga tersebut. Visi dan Misi harus berada dalam urutan paling atas sebelum perencanaan dalam lembaga/organisasi.


Visi dalam sebuah lembaga atau organisasi sangatlah penting karna visi menggambarkan tujuan dan kondisi dimasa depan atau cita-cita yang ingin di capai oleh lembaga atau organisasi tersebut. Visi pun memberikan gambaran yang jelas dimasa depan yang bisa dilihat oleh karyawan, konsumen ataupun pemegang saham dalam lembaga/organisasi tersebut. Visi yang bagus tidak hanya menantang dan mengispirasi, namun juga sangat berarti, sehingga setiap pegawai/karyawan bisa menghubungkan tugas atau pekerjaan yang dilakukannya dengan visi dari lembaga/organisasi dimana dia bekerja.


Tapi apa yang terjadi jika sebuah organisasi tanpa adanya visi??....

Telah kita ketahui bersama bahwa visi sangatlah penting dalam menjalankan sebuah lembaga/organisasi karena dengan visi yang jelas maka semua orang yang lerlibat dalam sebuah lembaga/organisasi tersebut baik itu karyawan. Konsumen ataupun pemegang saham dapat mengetahui apa yang harus dilakukannya untuk mencapai visi atau tujuan dari lembaga/ organisasi tersebut.


Namun sebaliknya, jika sebuah lembaga/organisasi yang dibangun tanpa adanya visi maka lembaga/organisasi tersebut akan rusak, karena lembaga/organisasi tersebut tidak mempunya visi atau tujuan dari berorganisasi, tidak hanya itu jika tidak ada visi maka anggota maupun konsumen dan siapapun yang terlibat dalam lembaga/organisasi tersebut tidak tahu apa yang harus dilakukannya karena merekapun tidak tahu apa tujuan atau cita-cita dari lembaga/organisasi tersebut.

Sumber : http://azwadblack.blogspot.com

Budaya Organisasi

Sebagian para ahli seperti Stephen P. Robbins, Gary Dessler (1992) dalam bukunya yang berjudul Organizational Theory” (1990), memasukan budaya organisasi kedalam teori organisasi. Sementara Budaya perusahaan merupakan aplikasi dari budaya organisasi dan apabila diterapkan dilingkungan manajemen akan melahirkan budaya manajemen. Budaya organisasi dengan budaya perusahan sering disalingtukarkan sehingga terkadang dianggap sama, padahal berbeda dalam penerapannya.

Kita tinjau Pengertian budaya itu sendiri menurut : The International Encyclopedia of the Social Science” (1972) dpat dilihat menurut dua pendekatan yaitu pendekatan proses (process-pattern theory, culture pattern as basic) didukung oleh Franz Boas (1858-1942) dan Alfred Louis Kroeber (1876-1960). Bisa juga melalui pendekatan structural-fungsional (structural-functional theory, social structure as abasic) yang dikembangkan oleh Bonislaw Mallllinowski (1884-1942) dan Radclife-Brown yang kemudians dari dua pendekatan itu Edward Burnett Tylor (1832-1917 secara luas mendefinisikan budaya sebagai :”…culture or civilization, taken in its wide ethnographic ense, is that complex whole wich includes knowledge,belief, art, morals, law, custom and any other capabilities and habits acquired by man as a memmmber of society atau Budaya juga dapat diartikan sebagai : Seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya melalui proses belajar(Koentjaraningrat, 2001: 72 ) sesuai dengan kekhasan etnik, profesi dan kedaerahan”(Danim, 2003:148).

Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita lebih memahami budaya dari sudut sosiologi dan ilmu budaya, padahal ternyata ilmu budaya bisa mempengaruhi terhadap perkembangan ilmu lainnya seperti ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga ada beberapa istilah lain dari istilah budaya seperti budaya organisasi (organization culture) atau budaya kerja (work culture) ataupun biasa lebih dikenal lebih spesifik lagi dengan istilah budaya perusahaan (corporate culture). Sedangkan dalam dunia pendidikan dikenal dengan istilah kultur pembelajaran sekolah (school learning culture) atau Kultur akademis (Academic culture)

Dalam dunia pendidikan mengistilahkan budaya organisasi dengan istilah Kultur akademis yang pada intinya mengatur para pendidik agar mereka memahami bagaimana seharusnya bersikap terhadap profesinya, beradaptasi terhadap rekan kerja dan lingkungan kerjanya serta berlaku reaktif terhadap kebijakan pimpinannya, sehingga terbentuklah sebuah sistem nilai, kebiasaan (habits), citra akademis, ethos kerja yang terinternalisasikan dalam kehidupannya sehingga mendorong adanya apresiasi dirinya terhadap peningkatan prestasi kerja baik terbentuk oleh lingkungan organisasi itu sendiri maupun dikuatkan secara organisatoris oleh pimpinan akademis yang mengeluarkan sebuah kebijakan yang diterima ketika seseorang masuk organisasi tersebut.

Fungsi pimpinan sebagai pembentuk Kultur akademis diungkapkan oleh Peter, Dobin dan Johnson (1996) bahwa :

Para pimpinan sekolah khususnya dalam kapasitasnya menjalankan fungsinya sangat berperan penting dalam dua hal yaitu : a). Mengkonsepsitualisasikan visi dan perubahan dan b). Memiliki pengetahuan, keterampilan dan pemahaman untuk mengtransformasikan visi menjadi etos dan kultur akademis kedalam aksi riil (Danim, Ibid., P.74).

Pola pembiasaan dalam sebuah budaya sebagai sebuah nilai yang diakuinya bisa membentuk sebuah pola prilaku dalam hal ini Ferdinand Tonnies membagi kebiasaan kedalam beberapa pengertian antara lain :

o Kebiasaan sebagai suatu kenyataan objektif sehari-hari yang merupakan sebuah kelajiman baik dalam sikap maupun dalam penampilan sehari-hari.

o Kebiasaan sebagai Kaidah yang diciptakan dirinya sendiri yaitu kebiasaan yang lahir dari diri pendidik itu sendiri yang kemudian menjadi ciri khas yang membedakan dengan yang lainnya.

o Kebiasaan sebagai perwujudan kemauan untuk berbuat sesuatu yaitu kebiasaan yang lahir dari motivasi dan inisatif yang mencerminkan adanya prestasi pribadi.

Sumber : http://www.google.com

Sabtu, 30 Oktober 2010

Organisasi yang Baik

Bagaimana sebuah organisasi bisa dikatakan baik?,dan apa saja yang mempengaruhi organisasi itu di katakan baik?. Ada beberapa pandangan sebuah organisasi di katakan baik,sekarang organisasi itu sendiri apa ?. Menurut pandangan saya organisasi adalah sebuah kelompok yang terdiri dari beberapa indifidu yang mempunyai gagasan dan tujuan untuk tercapainya suatu harapan atau sasaran yang ingin di capai dalam waktu yang sudah di tentukan.

Sekarang bagaimana organisasi itu di katakan baik ?,organisasi yang baik bisa di katakan organisasi yang terorganisir,organisasi yang mempunyai visi dan misi atau tujuan yang jelas,organisasi yang mempunyai perencanaan yang matang,organisasi yang mempunyai kreatifitas dan inofatif dalam membuat perencanaan,organisasi yang bisa berkembang sesuai dengan tujuan dan visi misi yang sudah menjadi kesepakatan.

Dewasa ini banyak sekali organisasi-organisasi yang tumbuh berkembang,namun jarang sekali diantara beberapa organisasi yang ada bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama,mungkin karena beberapa hal yang bisa mempengaruhi sebuah organisasi itu bisa putus di tengah jalan atau mecet ¨tidak bisa menyelesaikan program/tidak menuai hasil (gagal)¨,ataukah karena perencanaan program itu dulunya tidak di pikirkan secara matang,atau bagaimana?,saya kurang begitu paham. Ataukah karena kurang kompak atau bagaimana ini?,bisa juga ini malah yang menjadi sebuah masalah yang harus di pecahkan.

Kerjasama yang baik bisa menjadi awal sebuah organisasi bisa berjalan dengan lancar dan baik,di samping itu juga perlu adanya komunikasi yang baik pula. Tanpa ada kerjasama dan komunikasi yang baik,sebuah organisasi tidak akan bisa bertahan lama,padahal suatu organisasi yang baik dilihat petama kali dari bisa bertahan lama ¨tidak cepat bubar¨ atau sebaliknya ¨konsisten¨.

Hal-hal yang menunjang organisasi bisa di katakan baik atau sukses adalah :

1. Kepemimpinan,tanpa adanya pemimpinan yang punya sikap tanggap,tegas,tanggung jawab,kemampuan yang lebih,dan konsisten dengan tanggung jawab,sebuah organisasi tidak akan bisa maju dan baik.

2. Anggota atau pengurus di masing-masing program,jika kepengurusan tidak bisa menjalankan tugas dan kewajiban dengan baik,organisasi juga tidak akan maju atau konsisten.

3. Tempat atau kantor,sebuah organisasi yang baik juga di tunjukan dengan adanya sebuah kantor atau tempat ¨punya kantor¨.

4. Jaringan,ini juga termasuk salah satu yang menunjang organisasi itu di katakan baik,banyaknya jaringan yang di bangun,ini semakin menunjukan organisasi itu bisa di katakan organisasi yang baik atau maju.

5. Komunikasi dalam organisasi,jika dalam satu ruang organisasi tidak ada komunikasi yang baik,bahkan tidak ada keterbukaan dalam satu ruang yang beda pemikiran juga beda tujuan,sehingga tidak ada penyelesaian atau jalan keluar untuk memecahkan suatu masalah,organisasi itu tidak akan bisa bekerja dengan maksimal dan hasilnya juga tidak maksimal.

6. Managemen,organisasi yang baik managemennya juga harus baik,tersusun dengan rapi dan terorganisir dengan baik.

7. Budaya dalam keorganisasian,yang di maksud dengan budaya disini adalah kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam organisasi,entah itu kebiasaan yang baik atau kebiasaan yang tidak baik,seperti tidak ada keseriusan dalam menjalankan tugas,mengabaikan waktu yang sudah menjadi kesepakatan ¨tidak tepat waktu¨,tidur di waktu jam kerja,dan lain-lainnya.

Mungkin masih banyak hal-hal yang menunjang sebuah organisasi itu bisa lebih baik,ini hanya beberapa hal saja yang bisa menunjang sebuah organisasi menjadi baik. Pengalaman saya dalam berorganisasi selama ini,banyak kelemahan-kelemahan yang tidak di mengerti dalam organisasi itu sendiri ¨tidak ada kaca benggala ¨,kebanyakan organisasi yang tidak bisa bertahan lama itu karena tidak punya tujuan atau konsep dan tarjet yang jelas ,seperti organisasi kepemudaan,dan organisasi masyarakat yang lainnya. Dalam berorganisasi harus punya rasa kekeluargaan yang tinggi,seperti punya rasa memiliki,saling bekerja sama,dan yang lainnya.

Jadi,di sini bisa disimpulkan bahwa organisasi yang baik adalah organisasi yang bisa konsisten dan punya hasil yang konkrit. Tanpa hasil yang konkrit,organisasi itu tidak bisa dikatakan organisasi yang baik,karena semuanya hanyalah sebuah program tanpa penyelesaian,disamping itu juga harus konsisten,organisasi yang tidak konsisten ¨macet di tengah perjalanan¨ berarti organisasi itu gagal menjalankan program,itu juga tidak baik.

Sumber : http://pecel.wordpress.com/2008/03/19/organisasi-yang-baik/

Pengertian Dasar

Pada dasarnya, sebuah organisasi dalam bentuk yang paling sederhana (dan tidak harus badan hukum, misalnya, korporasi atau LLC) adalah seseorang atau sekelompok orang sengaja diselenggarakan untuk mencapai tingkat umum, tujuan keseluruhan atau serangkaian tujuan. Organisasi bisnis dapat berbagai ukuran dari satu orang ke puluhan ribu.

Ada aspek penting yang perlu dipertimbangkan tentang tujuan dari organisasi bisnis. Fitur-fitur ini eksplisit (disengaja dan diakui) atau implisit (operasi yang belum diakui, "belakang layar"). Idealnya, fitur ini seksama dan mapan, biasanya selama proses perencanaan strategis. (Kemudian, kami akan mempertimbangkan dimensi dan konsep yang umum untuk organisasi.)

Visi

Anggota organisasi sering memiliki beberapa gambar di pikiran mereka tentang bagaimana organisasi harus bekerja, bagaimana seharusnya muncul ketika semuanya berjalan lancar.

Misi

Organisasi beroperasi sesuai dengan tujuan yang secara keseluruhan, atau misi.

Nilai

Semua organisasi beroperasi sesuai dengan nilai-nilai secara keseluruhan, atau prioritas dalam sifat bagaimana mereka melakukan kegiatan mereka. Nilai-nilai adalah kepribadian, atau kebudayaan, organisasi.

Tujuan Strategis

Anggota organisasi sering bekerja untuk mencapai beberapa prestasi keseluruhan, atau tujuan, karena mereka bekerja menuju misi mereka.

Strategi

Organisasi biasanya mengikuti keseluruhan beberapa pendekatan umum untuk mencapai tujuan mereka.

Sumber : http://managementhelp.org/org_thry/org_defn.html

Organisasi Sebagai Sistem

Ini membantu untuk memikirkan organisasi sebagai sistem. Sederhananya, sebuah sistem adalah sebuah koleksi terorganisir dari bagian-bagian yang sangat terintegrasi untuk mencapai tujuan secara keseluruhan. Sistem ini memiliki berbagai masukan yang diolah untuk menghasilkan output tertentu, yang bersama-sama, mencapai tujuan keseluruhan yang diinginkan oleh organisasi. Ada umpan balik antara berbagai bagian ini untuk memastikan mereka tetap selaras untuk mencapai tujuan keseluruhan organisasi. Ada beberapa kelas sistem, mulai dari yang sederhana kerangka sangat sampai ke sistem sosial, mana yang paling kompleks. Organisasi, tentu saja, sistem sosial.

Sistem memiliki input, proses, output dan hasil. Untuk menjelaskan, input kepada sistem termasuk sumber daya seperti bahan baku, uang teknologi dan orang. Ini masukan melalui proses di mana mereka selaras, pindah bersama dan dikoordinasikan dengan hati-hati, akhirnya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan untuk sistem. Output adalah hasil yang nyata dihasilkan oleh proses dalam sistem, seperti produk atau jasa bagi konsumen. Jenis lain hasil adalah hasil, atau manfaat bagi konsumen, misalnya, pekerjaan bagi pekerja, meningkatkan kualitas hidup untuk pelanggan, dll Sistem bisa menjadi seluruh organisasi, atau perusahaan departemen, kelompok, proses, dll

Komentar berasal dari, misalnya, karyawan yang melakukan proses dalam, pelanggan organisasi / klien menggunakan produk dan jasa, dll Komentar juga datang dari lingkungan yang lebih besar dari organisasi, misalnya, pengaruh dari pemerintah, masyarakat, ekonomi, dan teknologi.

Setiap organisasi memiliki berbagai subsistem, juga. Setiap subsistem memiliki batas-batas sendiri macam, dan termasuk berbagai masukan, proses, keluaran dan hasil diarahkan untuk mencapai tujuan keseluruhan subsistem tersebut. Contoh umum adalah subsistem departemen, program, proyek, tim, proses untuk menghasilkan produk atau jasa, dll. Organisasi terdiri dari orang - yang juga sistem sistem sistem - dan terus begitu. Subsistem diatur dalam hirarki yang diperlukan untuk mencapai tujuan keseluruhan dari sistem secara keseluruhan.

Sistem organisasi ditentukan oleh, misalnya, dokumen hukum (anggaran dasar, oleh hukum, peran petugas, dll), misi, tujuan dan strategi, kebijakan dan prosedur, manual operasi, dll. Organisasi ini digambarkan oleh organisasi grafik, deskripsi kerja, materi pemasaran, dll. Sistem organisasi ini juga dipelihara atau dikendalikan oleh kebijakan dan prosedur, anggaran, manajemen sistem informasi, sistem manajemen mutu, kinerja sistem review, dll.

Sumber : http://managementhelp.org/org_thry/org_defn.html